pengertian financial modelling

Pengertian Financial Modelling: Cara Memprediksi Masa Depan Keuangan Perusahaan

Setiap perusahaan tentunya memiliki keadaan keuangan yang berbeda-beda. Di sinilah pentingnya sebuah alat untuk memahami kondisi khas dari keuangan di suatu perusahaan. Ada banyak variabel yang menentukan dalam perusahaan tersebut. Maka dari itu kami akan perkenalkan konsep financial modelling untuk anda. Lalu apa pengertian financial modelling tersebut?

Dalam dunia finansial, tentu semua mengharapkan adanya neraca keseimbangan. Dalam artian apa yang menjadi pengeluaran setara dengan pendapatan. Kemudian seimbang juga bisa diartikan sebagai pertumbuhan senada dengan inflasi di segala lini Di sinilah pentingnya kita mengetahui pengertian financial modelling. Sebab dengan financial modelling kita menjadi tahu apa kebijakan yang harus diambil untuk menyeimbangkan neraca.

Financial modelling tak hanya penting untuk perusahaan melainkan juga untuk instansi pemerintahan, baik kampus, maupun instansi lainnya. Adanya financial modelling bisa untuk menjadi bahan evaluasi keuangan tahunan sehingga tidak ada yang tertinggal untuk masuk dalam perhitungan. Di sini sebelum kita bahas soal financial modelling mari kita bahas dulu sepenting apakah financial modelling dari sisi para penguasa. 

Sepenting Apakah Financial Modelling?

Kejatuhan bisnis tentu menjadi mimpi buruk bagi tiap pengusaha dan bahkan tak sedikit yang pernah mengalaminya. Arus kas yang kacau, utang yang menumpuk, dan pelanggan yang mulai beralih ke kompetitor menandakan akhir dari usaha yang mungkin telah kita bangun dengan susah payah. 

Bagi anda yang mengalaminya tentu harus lekas memutuskan untuk bangkit dari keterpurukan. Anda wajib menyadari bahwa kegagalan saya berakar dari kurangnya pengelolaan keuangan yang terencana. Di sinilah kita dapat menemukan secercah harapan: financial modelling.

Awalnya, banyak yang merasa asing dengan konsep ini. Dengan terus melihat perkembangan yang ada kita dapat merasakan bahwa kekuatan financial harus terukur dan terencana. Seiring waktu, anda pasti mulai memahami kekuatan financial modelling.

Dengan menerapkan financial modelling, kita dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:

  • Menjadikan planing finansial menjadi lebih terukur: Di sini anda dapat mengontrol dan memproyeksikan arus kas, menteorikan rasio keuangan, dan mereka reka simulasi skenario untuk berbagai kondisi di masa depan.
  • Memperolah gambaran soal potensi risiko keuangan: Anda dapat mengidentifikasi area yang boros dan kurang berperan dalam operasi bisnis, sehingga dapat mengambil langkah-langkah preventif.
  • Membuat dealing investasi dan pendanaan yang tidak salah arah: Anda dapat mengevaluasi peluang investasi dengan lebih akurat dan mengambil keputusan pendanaan yang lebih tepat guna.

Penerapan financial modelling bisa membawa perubahan signifikan bagi bisnis anda. Arus kas mulai stabil, utang perlahan terbayar, dan pelanggan kembali berdatangan. Kepercayaan diri dan ketenangan anda dalam mengelola keuangan bisnis pun kembali pulih.

Banyak kisah telah menjadi bukti nyata bahwa financial modelling bukan hanya alat bantu, tetapi juga penyelamat bagi pengusaha yang sedang berjuang. Bagi para pengusaha yang ingin mencapai kesuksesan jangka panjang, kami sarankan untuk mempelajari dan menerapkan financial modelling. 

Dari uraian tersebut tentu anda dapat menjadi tahu pengertian financial modelling bukan? sekarang mari kita simak apa saja yang diukur dalam financial modelling. 

Apa yang Diukur dalam Financial Modelling

Berikut adalah beberapa hal yang mencoba untuk diukur dalam financial model. Tentunya ini berbeda beda di tiap perusahaan, namun kami akan mencoba untuk menspesifikkan ke kondisi umum di lapangan tempat kami bekerja. 

Operasional Perusahaan

Sebelum mengukur operasionalisasi perusahaan dalam financial modelling, penting untuk menyiapkan data yang lengkap dan akurat. Data ini akan menjadi dasar untuk membangun model keuangan yang dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja operasional perusahaan. Berikut beberapa jenis data yang perlu disiapkan: data penjualan, data biaya operasional, dan lain lain. 

Frekuensi pengumpulan data dalam financial modelling bergantung pada beberapa faktor, seperti jenis data, kebutuhan bisnis, ketersediaan sumber daya, dan tujuan modelling.

Jenis data menentukan seberapa sering data perlu diperbarui. Data transaksional, seperti penjualan dan pengeluaran, harus dikumpulkan secara real-time atau minimal harian. Data periodik, seperti persediaan dan piutang, perlu dikumpulkan bulanan atau triwulanan. Sedangkan data statis, seperti neraca dan laba rugi, dapat dikumpulkan tahunan.

Kebutuhan bisnis juga menjadi pertimbangan. Perusahaan dengan perubahan cepat membutuhkan data yang lebih sering diperbarui. Sedangkan perusahaan yang stabil dapat menggunakan data tahunan. Ketersediaan sumber daya dan tujuan modelling juga perlu dipertimbangkan untuk menentukan frekuensi yang optimal.

Kinerja Sumber Daya

Secara umum, disarankan untuk mengumpulkan data secara bulanan atau triwulanan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kinerja sumber daya. Evaluasi berkala diperlukan untuk menentukan frekuensi terbaik bagi perusahaan. Penggunaan teknologi dan software financial modelling dapat membantu mengotomatiskan pengumpulan dan analisis data. Kualitas dan update data merupakan kunci utama untuk membangun model keuangan yang handal dan informatif terutama karena sumber daya ini sifatnya yang paling dinamis geraknya. 

Laba Bersih Laba Kotor

Kemudian Laba bersih merupakan salah satu metrik penting yang dihitung dalam financial modelling. Laba bersih adalah hasil yang diperoleh perusahaan setelah semua biaya dan beban dikurangkan dari pendapatan. Metrik ini menunjukkan profitabilitas perusahaan dan merupakan indikator penting bagi investor dan stakeholders lainnya.

Laba bersih biasanya dihitung per tahun. Hal ini karena laporan keuangan perusahaan umumnya disusun secara tahunan. Namun, laba bersih juga dapat dihitung per periode yang lebih pendek, seperti triwulan atau bulan, untuk melacak kinerja perusahaan secara lebih detail.

Inventaris

Inventaris merupakan aset penting bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan manufaktur. Aset ini mengacu pada barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam kegiatan operasinya. Bentuk inventaris dapat beragam, seperti barang jadi, barang setengah jadi, bahan baku, suku cadang, dan persediaan barang dagangan.

Nilai inventaris dalam financial modelling dapat dihitung dengan dua metode utama:

Harga perolehan

Metode ini menghitung nilai inventaris berdasarkan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperolehnya. Biaya ini meliputi biaya pembelian bahan baku, biaya produksi, dan biaya overhead lainnya. Harga perolehan umumnya digunakan untuk laporan keuangan dan analisis profitabilitas.

Harga pasar

Metode ini menghitung nilai inventaris berdasarkan nilai yang dapat diperoleh perusahaan jika aset tersebut dijual saat ini. Harga pasar biasanya digunakan ketika nilai inventaris dapat berubah secara signifikan karena faktor eksternal, seperti perubahan harga bahan baku atau permintaan pelanggan.

Penentuan metode yang tepat untuk menghitung inventaris dalam financial modelling tergantung pada tujuan model dan asumsi yang digunakan. Penting untuk mempertimbangkan standar akuntansi yang berlaku dan memilih metode yang memberikan gambaran yang paling akurat tentang nilai inventaris perusahaan.

Indikator dalam Financial Modelling

Financial modelling membantu menilai apakah suatu perusahaan akan sukses atau gagal. Caranya dengan melihat berbagai indikator, seperti:

1. Keuntungan

  • Laba bersih: Semakin tinggi, menunjukkan perusahaan menghasilkan keuntungan yang baik.
  • Margin laba: Semakin tinggi, menunjukkan keuntungan yang besar dari setiap rupiah pendapatan.
  • Return on Equity (ROE): Semakin tinggi, menunjukkan keuntungan yang besar dari modal yang diinvestasikan.

2. Kemampuan Bayar Utang

  • Current ratio: Semakin tinggi, menunjukkan perusahaan mampu membayar hutang jangka pendeknya.
  • Quick ratio: Semakin tinggi, menunjukkan perusahaan mampu membayar hutang jangka pendeknya tanpa mengandalkan persediaan.
  • Cash ratio: Semakin tinggi, menunjukkan perusahaan mampu membayar hutang jangka pendeknya hanya dengan kas dan setara kas.

3. Efisiensi

  • Perputaran persediaan: Semakin tinggi, menunjukkan perusahaan mampu mengelola persediaannya dengan efisien.
  • Perputaran piutang: Semakin tinggi, menunjukkan perusahaan mampu menagih piutangnya dengan cepat.
  • Perputaran aset: Semakin tinggi, menunjukkan perusahaan mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dari setiap rupiah aset yang dimilikinya.

Itulah kira kira gambaran mengenai pengertian financial modeling. Jika anda ingin lebih tahu seluk beluk mekanisme financial modelling ini maka konsultasikan dengan ahlinya di tempat kami di https:/finemine.id/ Semoga bermanfaat. 

Scroll to Top